Pada suatu hari, di sebuah desa yang sangat asri.
Hidup seorang anak bernama Andi. Sifatnya yang sombong membuatnya tidak
disenangi tema-teman di desanya tersebut. Andi sangat jago dalam olah raga
lari, sehingga ia selalu mengikuti semua lomba lari yang diadakan di sekolah
maupun di desannya. Ia menganggap remeh kemampuan teman-teman di sekolah maupun
di desanya. Ia merasa bahwa dirinyalah yang paling jago dalam olah raga lari.
Suatu hari, Andi bertemu dengan Beno. Beno adalah
teman dan tetangga Andi yang sangat pendiam. Beno tidak pernah terlihat
mengikuti lomba lari yang diadakan oleh sekolah maupun diadakan oleh desanya.
Beno lebih suka membaca di perpustakaan sekolah maupun perpustakaan desa. Andi
menantang Beno untuk berlomba dengan dirinya. Beno tahu bahwa Andi hanya ingin
mengejeknya karena ia tak bisa berlari dengan cepat. Beno menolak permintaan
Andi. Namun, Andi tak menerima penolakannya. Andi menetapkan bahwa besok mereka
akan bertanding di lapangan sepak bola belakang kelurahan. Beno hanya terdiam
melihat kepergian Andi. Dalam benaknya Beno berpikir bagaimana ia bisa
mengalahkan Andi. Namun, ia tak mau terlalu memikirkannya.
Keesokan harinya, Andi telah menunggu Beno di lapangan
sepak bola. Andi menunggu dengan kesombongannya yang tak pernah berkurang. Andi
meminta bantuan Pak Lurah untuk menjadi juri. Kemudian Benopun datang. Pak
Lurah memberi peraturan yang mudah dimengerti oleh Andi dan Beno. Mereka akan
mengelilingi lapangan sepak bola dan kantor kelurahan. Garis finis berada di
garis start mereka mulai berlari. Ketika Andi dan Beno sudah siap Pak Lurah
segera meniup peluit, tanda pertandingan dimulai. Seluruh warga desa menonton
pertandingan tersebut. Andi memimpin pertandingan tersebut. Lapangan yang luas
membuat Andi tidak bisa melihat Beno yang masih berada di belakangnya. Andi
memutuskan untuk pergi ke warung yang berada tak jauh dari lapangan dan kantor
kelurahan. Andi membeli sebotol air dingin dan sebungkus makanan. Andi yakin
bahwa dirinya akan tetap menang melawan Beno. Tanpa Andi sadari, Beno telah
melewati dirinya. Ketika Andi sadar, Beno telah jauh di depannya. Andi segera
mengejarnya, tetapi hal itu sia-sia. Beno sudah sampai di garis finis terlebih
dulu. Pak Lurah memberi selamat kepada Beno. Andi mendekati Beno dan meberinya
selamat.
Semenjak perlombaan tersebut dan kekalahan yang
diterima Andi, Andi tidak lagi sombong dengan kemampuan yang dimilikinya.
Mereka pun menjadi teman baik.
postingannya kurang sesuai dengan label. mungkin akan lebih baik jika labelnya "cerita anak", karena cerita tersebut lebih cocok dikonsumsi untuk anak-anak, tetapi untuk ceritanya sudah bagus.
BalasHapussemangat dan selamat berkarya :)